Merdeka.com - Sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) Barisan Merah Putih, Boyolali dihajar massa beratribut sebuah partai. Kejadian tersebut terjadi usai menyampaikan aspirasi di gedung dewan setempat.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, aktivis LSM yang berjumlah sekitar 5 orang, tiba-tiba mendapatkan pukulan dari puluhan orang yang memakai baju merah dan atribut partai. Pengeroyokan tersebut terjadi di luar ruangan Wakil Ketua DPRD Boyolali, Fuadi.
Kepada wartawan Fuadi menceritakan kronologi kejadian. Menurutnya, sekitar pukul 11.30 WIB, ada 5 orang aktivis Barisan Merah Putih Pengging yang datang ke ruangannya. Mereka bermaksud menitipkan bingkisan dan wayang untuk ketua dewan.
"Mereka titip bingkisan berupa tokoh wayang Sengkuni untuk Ketua DPRD Boyolali. Karena Ketua DPRD, Pak Paryanto tidak ada di tempat, maka dititipkan ke saya, ujarnya.
Fuadi menjelaskan, usai menitipkan bingkisan kelima anggota LSM pamit pulang. Namun saat di luar 5 orang tersebut dicegat puluhan orang yang memakai baju merah. Mereka kata Fuadi, langsung dikeroyok.
Dihubungi terpisah, aktivis Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Boyolali, Alif Basuki membenarkan adanya pengeroyokan tersebut. Menurutnya, puluhan massa berpakaian merah tersebut memakai atribut PDIP .
"Saya menduga para pengeroyok sudah disiapkan. Biasanya tidak ada kader PDIP di gedung Dewan. Mereka sudah tahu kami mau datang, puluhan kader PDIP itu juga sudah menunggu," paparnya.
Lebih lanjut Alif mengatakan, pengeroyokan yang dilakukan tersebut lantaran para aktivis akan menanyakan tindakan dewan, sehubungan kasus rekaman pidato Bupati Boyolali Seno Samudro beberapa waktu lalu. Saat berbicara di peringatan hari ulang tahun Korpri pada 4 Desember lalu, bupati mengajak para pegawai negeri sipil (PNS) untuk memanfaatkan APBD untuk kepentingan pribadi.
Menurut Alif DPRD Boyolali hingga saat ini tidak bereaksi atas munculnya rekaman tersebut.
"Kami ke DPRD akan menghadiahkan daster kepada pimpinan Dewan. Kami menganggap mereka mandul dan seperti perempuan," tegasnya.
Sementara itu Ketua DPRD Boyolali yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP Boyolali Paryanto belum bisa dikonfirmasi terkait pengeroyokan tersebut.
merdeka

Kepada wartawan Fuadi menceritakan kronologi kejadian. Menurutnya, sekitar pukul 11.30 WIB, ada 5 orang aktivis Barisan Merah Putih Pengging yang datang ke ruangannya. Mereka bermaksud menitipkan bingkisan dan wayang untuk ketua dewan.
"Mereka titip bingkisan berupa tokoh wayang Sengkuni untuk Ketua DPRD Boyolali. Karena Ketua DPRD, Pak Paryanto tidak ada di tempat, maka dititipkan ke saya, ujarnya.
Fuadi menjelaskan, usai menitipkan bingkisan kelima anggota LSM pamit pulang. Namun saat di luar 5 orang tersebut dicegat puluhan orang yang memakai baju merah. Mereka kata Fuadi, langsung dikeroyok.
Dihubungi terpisah, aktivis Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Boyolali, Alif Basuki membenarkan adanya pengeroyokan tersebut. Menurutnya, puluhan massa berpakaian merah tersebut memakai atribut PDIP .
"Saya menduga para pengeroyok sudah disiapkan. Biasanya tidak ada kader PDIP di gedung Dewan. Mereka sudah tahu kami mau datang, puluhan kader PDIP itu juga sudah menunggu," paparnya.
Lebih lanjut Alif mengatakan, pengeroyokan yang dilakukan tersebut lantaran para aktivis akan menanyakan tindakan dewan, sehubungan kasus rekaman pidato Bupati Boyolali Seno Samudro beberapa waktu lalu. Saat berbicara di peringatan hari ulang tahun Korpri pada 4 Desember lalu, bupati mengajak para pegawai negeri sipil (PNS) untuk memanfaatkan APBD untuk kepentingan pribadi.
Menurut Alif DPRD Boyolali hingga saat ini tidak bereaksi atas munculnya rekaman tersebut.
"Kami ke DPRD akan menghadiahkan daster kepada pimpinan Dewan. Kami menganggap mereka mandul dan seperti perempuan," tegasnya.
Sementara itu Ketua DPRD Boyolali yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDIP Boyolali Paryanto belum bisa dikonfirmasi terkait pengeroyokan tersebut.
merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar