Metrotvnews.com, Boyolali: Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, terus menggalakkan populasi hewan ternak sapi untuk mengantisipasi harga daging di pasar yang cukup tinggi.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali Dwi Priyatmoko, Sabtu (27/4), mengatakan, pihaknya mengamankan dengan cara meningkatkan populasi sapi untuk menekan harga daging ternak tersebut yang kini mencapai sekitar Rp90 ribu perkilogram.

Meskipun populasi sapi di Kabupaten Boyolali dinilai masih aman, Disnakan bersama para peternak terus berupaya mengembangkan ternak tersebut.Salah satunya dengan cara menunda pemotongan.
Pihaknya menggandeng perbankan untuk memfasilitasi peternak dalam penerapan segmentasi pemeliharaan. Dengan pembagian fase pemeliharaan sapi potong di tingkat peternak.
Peternak selama ini, memelihara anakan sapi sejak kecil hingga dewasa, yakni dengan segmentasi pemeliharaan, cukup fase anakan, dilanjutkan tahap penggemukan, dan siap untuk dipotong. Sehingga memberikan hasil yang cukup menguntungkan bagi peternak.
Menurut Dwi Priyatmoko, jumlah populasi ternak sapi di Kabupaten Boyolali sekitar 178 ribu ekor per tahun, sedangkan untuk kebutuhan daging sapi di daerah ini hanya berkisar 25 hingga 30 ekor per hari.
"Jumlah sapi lahir di Boyolali, rata-rata berkisar empat ribu hingga lima ribu ekor per bulan atau mengalami peningkatan sekitar 15 persen dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Ia menjelaskan, jumlah sapi yang dipotong di tempat pemotongan ternak di Boyolali rata-rata mencapai 100 ekor per hari. Karena, Boyolali merupakan salah satu daerah pemasok daging ke wilayah lain, seperti untuk Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan populasi sapi perah dengan menyediakan anggaran untuk 80 ribu ekor pada tahun ini.
"Jumlah populasi sapi itu, masih mencukupi kebutuhan daging bagi masyarakat Boyolali maupun suplai ke luar daerah," katanya.
Menyinggung tingginya harga daging sapi saat ini, kata dia, salah satu pemicunya karena adanya kebijakan pembatasan impor daging yang tidak dibarengi dengan kecukupan populasi sapi maupun distribusinya.
"Meskipun populasi sapi di Boyolali masih aman, tetapi perkembangbiakan anakannya juga harus mendapatkan perhatian serius," katanya.
Ia menjelaskan, kecukupan kebutuhan daging sapi di Boyolali bukan saja dipenuhi dari sapi potong, tetapi juga sapi jenis perah yang diafkir. Bahkan, kata dia, peredaran hewan ternak sapi di wilayah Boyolali cukup tinggi, karena daerah ini, juga menjadi tujuan pedagang sapi dari luar wilayah. Metrotv
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali Dwi Priyatmoko, Sabtu (27/4), mengatakan, pihaknya mengamankan dengan cara meningkatkan populasi sapi untuk menekan harga daging ternak tersebut yang kini mencapai sekitar Rp90 ribu perkilogram.

Meskipun populasi sapi di Kabupaten Boyolali dinilai masih aman, Disnakan bersama para peternak terus berupaya mengembangkan ternak tersebut.Salah satunya dengan cara menunda pemotongan.
Pihaknya menggandeng perbankan untuk memfasilitasi peternak dalam penerapan segmentasi pemeliharaan. Dengan pembagian fase pemeliharaan sapi potong di tingkat peternak.
Peternak selama ini, memelihara anakan sapi sejak kecil hingga dewasa, yakni dengan segmentasi pemeliharaan, cukup fase anakan, dilanjutkan tahap penggemukan, dan siap untuk dipotong. Sehingga memberikan hasil yang cukup menguntungkan bagi peternak.
Menurut Dwi Priyatmoko, jumlah populasi ternak sapi di Kabupaten Boyolali sekitar 178 ribu ekor per tahun, sedangkan untuk kebutuhan daging sapi di daerah ini hanya berkisar 25 hingga 30 ekor per hari.
"Jumlah sapi lahir di Boyolali, rata-rata berkisar empat ribu hingga lima ribu ekor per bulan atau mengalami peningkatan sekitar 15 persen dibanding tahun sebelumnya," katanya.
Ia menjelaskan, jumlah sapi yang dipotong di tempat pemotongan ternak di Boyolali rata-rata mencapai 100 ekor per hari. Karena, Boyolali merupakan salah satu daerah pemasok daging ke wilayah lain, seperti untuk Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Yogyakarta.
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan populasi sapi perah dengan menyediakan anggaran untuk 80 ribu ekor pada tahun ini.
"Jumlah populasi sapi itu, masih mencukupi kebutuhan daging bagi masyarakat Boyolali maupun suplai ke luar daerah," katanya.
Menyinggung tingginya harga daging sapi saat ini, kata dia, salah satu pemicunya karena adanya kebijakan pembatasan impor daging yang tidak dibarengi dengan kecukupan populasi sapi maupun distribusinya.
"Meskipun populasi sapi di Boyolali masih aman, tetapi perkembangbiakan anakannya juga harus mendapatkan perhatian serius," katanya.
Ia menjelaskan, kecukupan kebutuhan daging sapi di Boyolali bukan saja dipenuhi dari sapi potong, tetapi juga sapi jenis perah yang diafkir. Bahkan, kata dia, peredaran hewan ternak sapi di wilayah Boyolali cukup tinggi, karena daerah ini, juga menjadi tujuan pedagang sapi dari luar wilayah. Metrotv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar