Info Terkait

    Keluarga

    Senin, 06 Mei 2013

    Emping Kimpul Boyolali Terkendala Bahan Baku

    dok.timlo.net/nanin
    Boyolali – Produksi emping berbahan kimpul mengalami kembang kembis karena kesulitan bahan baku. Kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi, membuat tanaman kimpul –sejenis umbi-umbian, jarang yang bisa menghasilkan buah. Di sisi lain, produksi emping kimpul ini sudah mulai digemari masyarakat, mengantikan embling melinjo.
    Salah satu pemilik UKM (Usaha Kecil Menengah) pembuatan emping kimpul, Agus Sutanto, warga Desa Tempursari, Kecamatan Sambi, mengakui saat ini sangat sulit mencari bahan baku kimpul. Kalaupun ada di pasar-pasar tradisional di Boyolali, jumlahnya sangat sedikit serta kwalitasnya buruk. Tanaman kimpul sendiri baru akan banyak dijual di pasar pada bulan Juli mendatang.
    “Bahanya sangat sulit, produksinya tidak bisa setiap hari,kalaupun ada bahan, itupun sangat sedikit, biaya produksinya nanti tidak seimbang dengan pengeluaran,” ungkap Agus yang telah merintis bisnis pembuatan emping kimpul sejak tahun 2009 lalu.

    Agus yang menggunakan tenaga ibu-ibu tetangganya untuk mengolah emping kimpul, membutuhkan bahan baku 1-2 ton kimpul perharinya. Sementara saat ini, untuk mendapatkan 50 kilogram kimpul dalam sehari sangat sulit. Akibatnya, produksi emping kimpul tidak bisa dilakukan setiap hari.
    Diakui Agus, emping kimpul yang dibuat dengan berbagai rasa, gurih, pedas dan barbeque sangat digemari masyarakat. Rasa yang disajikan tidak kalah dengan emping yang terbuat dari melinjo. Selain itu, emping kimpul tidak mengakibatkan asam urat.
    “Aman, tidak mengakibatkan asam urat, tidak seperti emping melinjo,” tandas Agus berkelaka

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar