Boyolali – Angka kasus pencabulan yang melibatkan anak di bawah umur di Boyolali sangat tinggi. Mirisnya lagi, aksi pencabulan ini kadang tidak tersentuh hukum. Penyebabnya pelaku pencabulan adalah orang dekat korban, seperti pacar, ayah kandung dan ayah tiri. Penggerak Patisipasi Anak Remaja Indonesia (Pepari) Boyolali menilai perlu adanya upaya perlindungan anak.
Hal tersebut diungkapkan Koordinator Pepari, Rusmiyati. Pihaknya sangat prihatin dengan tingginya kasus pencabulan belakangan ini terjadi di Boyolali. Apalagi yang membuat miris, sejumlah pelaku ternyata memiliki hubungan dekat dengan korban, di antaranya masih merupakan ayah kandung maupun ayah tiri. Seperti yang belum lama ini terungkap kasus pembuangan bayi yang ternyata pelakunya adalah dua pelajar setingkat SMA.

Upaya perlindungan anak di Boyolali, menurut dia, masih banyak menemui kendala. Salah satunya penegakan hukum bagi para pelaku dinilainya masih lemah dan belum memberikan efek jera kepada pelaku. Imbasnya, meski banyak laporan yang masuk ke aparat yang berwajib, seringkali terjadi laporan tersebut malah dicabut kembali oleh pihak korban. Kondisi ini, lanjut dia, salah satunya bisa dipengaruhi pihak perangkat aparat itu sendiri, maupun kondisi pihak keluarga korban yang seringnya merasa takut dan beranggapan pelaku biasanya dari keluarga yang lebih mampu.
“Film porno, kemajuan teknologi informasi yang berdampak negatif memudahkan anak mengakses film porno. Ini yang harus dicegah sedini mungkin, peran orang tua sangat penting dalam mengarahkan anak-anaknya,” imbuhnya tegas.
Sementara itu terkait rancangan Perda tentang Perlindungan Anak, Pepari menyambut positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar