
Pembangunan infrastruktur, terutama jalan rusak menjadi prioritas pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali. Hanya saja dari data saat ini, setidaknya sebanyak 83 kilometer jalan mengalami rusak berat atau mencapai 15,19 persen, sisanya masuk dalam kategori rusak sedang dan ringan. Sementara alokasi pembangunan jalan baru mencapai 28 km.
Kepala DPU ESDM, M Qodri membenarkan hal itu. Dijelaskan, data kerusakan jalan merupakan data akhir 2013 lalu. Sementara di 2014 ini, alokasi pembangunan jalan di Dinas Pekerjaan Umum Energi Sumber Daya Mineral (DPU ESDM) Boyolali mencapai 28 kilometer.
“Pembangunan jalan rusak tetap menjadi prioritas kami. Selain di dinas kami, alokasi pembangunan jalan rusak juga dialokasikan ke Satker (satuan kerja) lain,” tandas M Qodri, Rabu (10/9).
Dijelaskan, alokasi pembangunan infrastruktur di DPU ESDM 2014 ini mencapai Rp 74,18 miliar. Hanya saja alokasi anggaran itu selain untuk pembangunan jalan, sebagian besar juga diperuntukkan bagi pembangunan jembatan, talut maupun gorong-gorong.
Sejumlah ruas jalan sulit diperbaiki, yakni jalur Randusari-Kopen, Kecamatan Teras. Jalur ini menjadi lintasan truk pasir, khususnya saat sore hingga malam hari. Akibatnya, kondisi jalan pun semakin rusak, terutama di sisi Barat dilintasi truk bermuatan.
Dibandingkan dengan 2012, kondisi jalan di Boyolali lebih baik. Pada akhir 2012 silam, kondisi jalan rusak berat di Boyolali mencapai 87,260 kilometer, rusak sedang hanya 71,390 kilometer dan kategori rusak sekitar 48,840 kilometer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar