Info Terkait

    Keluarga

    Jumat, 01 Maret 2013

    1.184 THL Penyuluh Pertanian Lapangan Terima SK


    BOYOLALI, suaramerdeka.com - Keberadaan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) sangat penting mendukung keberhasilan usaha tani. Pasalnya, merekalah yang langsung berhubungan dengan petani setiap hari.
    Hal itu dikemukakan Gubernur Jateng, H Bibit Waluyo saat menyerahkan SK tenaga harian lepas dan tenaga bantu penyuluh pertanian lapangan (THL-TB PPL) di Gedung Serba Guna Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Senin (25/2).
    Total sebanyak 1.184 penyuluh yang menerima SK. Mereka berasal dari kabupaten/kota di Bakorwil II Jateng wilayah Surakarta dan Kedu.
    Dijelaskan, pembangunan pertanian tak bisa terlepas dari modernisasi pertanian mulai pemilihan bibit unggul hingga penanganan pasca panen. Karena itulah, maka Jawa Tengah berhasil mempertahankan swasembada beras dengan total mencapai 3,1 juta ton.
    Pihaknya berharap seluruh petani mau melaksanakan sistem pola tanam serempak. Pasalnya, sistem tersebut terbukti efektif memutus siklus hama dan penyakit.

    "Jangan mentang-mentang tanah milik sendiri lalu tanamnya semaunya juga. Saya sedih karena petani di sini enggan menerapkan pola tanam serempak," katanya.
    Hal itu juga pernah terjadi di wilayah Klaten. Selama lima kali tanam, hama wereng tak juga hilang karena petani tidak kompak. Akhirnya, dengan pendekatan khusus, petani mau diajak bersama-sama menangani hama wereng tersebut.
    "Mereka mau diajak tanam dengan pola padi-padi-palawija yang dilakukan serempak. Ternyata langkah itu juga manjur," katanya.


    BOYOLALI, suaramerdeka.com - Keberadaan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) sangat penting mendukung keberhasilan usaha tani. Pasalnya, merekalah yang langsung berhubungan dengan petani setiap hari.
    Hal itu dikemukakan Gubernur Jateng, H Bibit Waluyo saat menyerahkan SK tenaga harian lepas dan tenaga bantu penyuluh pertanian lapangan (THL-TB PPL) di Gedung Serba Guna Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Senin (25/2).
    Total sebanyak 1.184 penyuluh yang menerima SK. Mereka berasal dari kabupaten/kota di Bakorwil II Jateng wilayah Surakarta dan Kedu.
    Dijelaskan, pembangunan pertanian tak bisa terlepas dari modernisasi pertanian mulai pemilihan bibit unggul hingga penanganan pasca panen. Karena itulah, maka Jawa Tengah berhasil mempertahankan swasembada beras dengan total mencapai 3,1 juta ton.
    Pihaknya berharap seluruh petani mau melaksanakan sistem pola tanam serempak. Pasalnya, sistem tersebut terbukti efektif memutus siklus hama dan penyakit.
    "Jangan mentang-mentang tanah milik sendiri lalu tanamnya semaunya juga. Saya sedih karena petani di sini enggan menerapkan pola tanam serempak," katanya.
    Hal itu juga pernah terjadi di wilayah Klaten. Selama lima kali tanam, hama wereng tak juga hilang karena petani tidak kompak. Akhirnya, dengan pendekatan khusus, petani mau diajak bersama-sama menangani hama wereng tersebut.
    "Mereka mau diajak tanam dengan pola padi-padi-palawija yang dilakukan serempak. Ternyata langkah itu juga manjur," katanya.
    - See more at: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_solo/2013/02/25/146840/1.184-THL-Penyuluh-Pertanian-Lapangan-Terima-SK#sthash.RTJHg7RW.dpuf
    BOYOLALI, suaramerdeka.com - Keberadaan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) sangat penting mendukung keberhasilan usaha tani. Pasalnya, merekalah yang langsung berhubungan dengan petani setiap hari.
    Hal itu dikemukakan Gubernur Jateng, H Bibit Waluyo saat menyerahkan SK tenaga harian lepas dan tenaga bantu penyuluh pertanian lapangan (THL-TB PPL) di Gedung Serba Guna Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Senin (25/2).
    Total sebanyak 1.184 penyuluh yang menerima SK. Mereka berasal dari kabupaten/kota di Bakorwil II Jateng wilayah Surakarta dan Kedu.
    Dijelaskan, pembangunan pertanian tak bisa terlepas dari modernisasi pertanian mulai pemilihan bibit unggul hingga penanganan pasca panen. Karena itulah, maka Jawa Tengah berhasil mempertahankan swasembada beras dengan total mencapai 3,1 juta ton.
    Pihaknya berharap seluruh petani mau melaksanakan sistem pola tanam serempak. Pasalnya, sistem tersebut terbukti efektif memutus siklus hama dan penyakit.
    "Jangan mentang-mentang tanah milik sendiri lalu tanamnya semaunya juga. Saya sedih karena petani di sini enggan menerapkan pola tanam serempak," katanya.
    Hal itu juga pernah terjadi di wilayah Klaten. Selama lima kali tanam, hama wereng tak juga hilang karena petani tidak kompak. Akhirnya, dengan pendekatan khusus, petani mau diajak bersama-sama menangani hama wereng tersebut.
    "Mereka mau diajak tanam dengan pola padi-padi-palawija yang dilakukan serempak. Ternyata langkah itu juga manjur," katanya.
    - See more at: http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_solo/2013/02/25/146840/1.184-THL-Penyuluh-Pertanian-Lapangan-Terima-SK#sthash.RTJHg7RW.dpuf

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar