Boyolali – Memasuki musim penghujan, masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana tanah longsor dihimbau untuk selalu waspada dan berhati-hati. Warga diingatkan untuk menjauh dari pemukiman bila hujan yang turun dengan durasi waktu 30 menit tidak kunjung berhenti. Pasalnya rawan terjadi tanah longsor.
Hal tersebut diungkapkan Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, hujan lebat diperkirakan terjadi awal bulan depan hingga Maret 2014. Lamanya waktu hujan tersebut berpotensi terjadinya longsor. Dari hasil pemetaan yang dilakukan BPBD Boyolali untuk bencana tanah longsor tersebar di lima kecamatan, Selo, Musuk, Karanggede, Cepogo dan Klego. Khusus untuk wilayah kecamatan Selo, titik longsor hampir merata di seluruh desa.
“Bencana tanah longsor semakin meluas dan dampak yang ditimbulkan juga semakin parah, kondisi tanah yang labil, sangat membahayakan bagi warga yang bermukim disekitar lokasi,” ungkap Kurniawan Fajar, Jumat (25/10).
Dijelaskan, untuk wilayah pegunungan, seperti di Tarubatang Selo, yang berada di wilayah lereng Merbabu, kondisi tanah sangat tidak stabil. Selain itu lahan pertanian dan perumahan penduduk tanahnya mudah longsor. Setidaknya di wilayah Merapi-Merbabu ada ratusan rumah warga yang terancam bahaya tanah longsor terutama saat musim penghujan.
Selain di wilayah Selo, kondisi membahayakan juga mengancam wilayah Klego, warga yang tinggal di dekat Gunung Wijil terancam longsor. Apalagi di lokasi tersebut setiap musim penghujan, getaran dari gunung dari tanah yang tergerus banjir mengakibatkan rumah warga banyak yang retak.
“Kita ajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan lebih dini,” pungkas Kurniawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar