Info Terkait

    Keluarga

    Rabu, 22 Juni 2016

    Daerah Boyolali : Sekira 25 Desa di Kabupaten Boyolali Rawan Longsor.

    Sebanyak 25 desa di Kabupaten Boyolali masuk peta rawan longsor. 25 desa diminta tetap meningkatkan kewaspadaan seiring tingginya curah hujan yang diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir tahun. 25 desa itu tersebar di enam kecamatan yakni Selo sebanyak 10 desa, Musuk sebanyak 4 desa, Cepogo sebanyak tiga desa, Ampel empat desa, Klego dua desa, dan Kemusu satu desa.


    Daerah rawan tanah longsor tersebut merupakan hasil kajian bersama dengan ahli Geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. “Daerah rawan longsor memiliki tingkat kemiringan tebing di atas sekitar 40 derajat, contohnya di kawasan lereng Merapi dan Merbabu,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Nur Kamdani, beberapa waktu lalu.
    Kondisi tanah di kawasan pegunungan tersebut gembur banyak terdapat batuan muda dan pasir sehingga berpotensi terjadi tanah longsor jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Selain itu, kondisi struktur tanah di kawasan Boyolali bagian utara seperti Klego dan Kemusu, lempung dan gerak atau labil, sehingga dikhawatirkan rawan longsor.
    Kamdani menjelaskan bentuk kewaspadaan  warga di kawasan rawan longsor itu misalnya dengan menghidupkan budaya ronda secara bergilir sebagai langkah antisipasi.
    “Dengan waspada ini  kita bisa terhindar dari bencana  tanah longsor  yang bisa membawa korban jiwa dan harta benda,” kata dia sebagaimana dikutip dari solopos
    Berdasarkan keterangan Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),  pada Juli dan Agustus sudah memasuki musim kemarau namun kategorinya kemarau basah. Pada kemarau basah ini bisa terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Untuk itu dia mewanti–wanti kepada warga di wilayah  rawan longsor untuk selalu waspada karena cuaca ektrim bisa terjadi sewaktu–waktu.
    Nur Kamdani juga meminta warga di wilayah bencana longsor untuk melakukan penaman pohon di lahan yang gundul karena bisa mengurangi risiko bencana tanah longsor. Dengan penanaman pohon harapannya juga bisa melestarikan sumber air. “Kami meminta warga di wilayah rawan longsor, khususnya di kawasan lereng Merapi dan Merbabu gemar menanam pohon keras di lahan gundul,” ujar Kamdani

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar