Info Terkait

    Keluarga

    Kamis, 25 Agustus 2016

    Fiqh Demonstrasi: Halalkah darah Demonstran Santun ? bagian III

    Dalil-dalil menunjukkan bahwa mengingkari secara terang-terangan itu dilakukan selama kita mendapatkan maslahat, dan menghasilkan kebaikan serta menghilangkan keburukan. Nash-nash juga menunjukkan bahwa mengingkari itu dilakukan secara diam-diam jika dilakukan terang-terangan justru menambah keburukan dan tidak menghasilkan kebaikan.


    Aku katakan kepada kalian: “Kesesatan yang terjadi pada umat ini tidaklah terjadi, kecuali karena mereka mengambil sebagian dalil saja, sama saja apakah itu dalam urusan aqidah, atau muamalah terhadap penguasa, atau muamalah kepada manusia, atau hal lainnya. Kami berikan contoh kepada kalian beberapa contoh agar lebih jelas bagi yang hadir dan pendengar. Misalnya: Khawarij dan Mu’tazilah. Mereka hanya melihat pada nash-nash yang berisi ancaman bagi pelaku dosa-dosa besar, mereka menjadikannya sebagai dalil nash-nash ini, tapi mereka melupakan nash-nash lain yang berisi janji Allah yang dengannya menghasilkan sikap raja’ (harap)….. ”


    Lalu, Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullah melanjutkan:

    مسألة مناصحة الولاة، من الناس من يريد أن يأخذ بجانب من النصوص وهو إعلان النكير على ولاة الأمور، مهما تمخض عنه من المفاسد، ومنهم من يقول: لا يمكن أن نعلن مطلقاً، والواجب أن نناصح ولاة الأمور سراً كما جاء في النص الذي ذكره السائل، ونحن نقول: النصوص لا يكذب بعضها بعضاً، ولا يصادم بعضها بعضاً، فيكون الإنكار معلناً عند المصلحة، والمصلحة هي أن يزول الشر ويحل الخير، ويكون سراً إذا كان إعلان الإنكار لا يخدم المصلحة، لا يزول به الشر ولا يحل به الخير.
    “Masalah menasehati penguasa, ada dari sebagian orang yang hendak berpegang dengan sebagian dalil yaitu mengingkari penguasa secara terbuka, walaupun sikap tersebut hanya mendatangkan mafsadah. Di sisi lain ada pula sebagian orang yang beranggapan bahwa mutlak tidak boleh ada pengingkaran secara terbuka, sebagaimana dijelaskan pada dalil yang disebutkan oleh penanya. Namun demikian, saya menyatakan bahwa dalil-dalil yang ada tidaklah saling menyalahkan dan tidak pula saling bertentangan. Oleh karena itu, 

    BOLEH MENGINGKARI PENGUASA SECARA TERBUKA BILA DI ANGGAP DAPAT MEWUJUDKAN MASLAHAT, yaitu hilangnya kemungkaran dan berubah menjadi kebaikan. Dan boleh pula mengingkari secara tersembunyi atau rahasia bila hal itu dapat mewujudkan maslahat/kebaikan, sehingga kerusakan tidak dapat dihilangkan dan tidak pula berganti dengan kebaikan.” (Lihat: Liqaa Al Baab Al Maftuuh No. 62)

    Sementara itu, Syaikh Abu Syuja’ Al Azhari –dalam Al Mukhtashar Al Mufidah Min Ahkamil Muzhaharat As Saliimah– menjelaskan tentang apa itu demonstrasi (Muzhaharah) dan bagaimana hukumnya, yang menurutnya adalah WAJIB. Tentunya fatwa wajib ini masih bisa didiskusikan lagi.

    Berikut ini sebagian perkataannya:
    المظاهرة: هي خروج الناس إلى الشّارع لقول كلمة حقٍّ، ونصر المظلومين، ومطالبة الحاكم برفع الظلم، وإحقاق الحقِّ. الحكم التكليفي الإجمالي للمظاهرة: المظاهرة في الأصل مشروعة؛ لأن الخروج إلى الشارع لا حرمة فيه، ومطالبة الحاكم بمطالب مشروعة هو أمر مشروع لا حرمة فيه، بل المظاهرات المعاصرة التي نراها اليوم هي فرض عين على كل مسلم قادر على الخروج.

    Demonstrasi: itu adalah keluarnya manusia ke jalan untuk menyuarakan kebenaran, menolong orang yang dizalimi, menuntut hakim (pemimpin) untuk menghilangkan kezaliman, dan memunculkan kebenaran. Secara global hukum dari demonstrasi pada dasarnya adalah DISYARIATKAN, karena keluarnya manusia ke jalanan adalah tidak diharamkan, dan menuntut hakim dengan perkara-perkara yang disyariatkan itu juga hal yang disyariatkan, tidak ada keharaman padanya. Bahkan, demonstrasi masa kini, yang kita lihat hari ini merupakan FARDHU ‘AIN atas setiap muslim bagi yang mampu untuk keluar. (Selesai kutipan dari Syaikh Abu Syuja’, Beliau menyampaikan sembilan dalil tentang disyariatkannya demonstrasi damai)

    Selengkapnya artikel dari Syaikh Abu Syuja’ Al Azhari akan kami lampirkan pada waktunya. Insya Allah

    Berhati-hati Dalam Menghalalkan Darah Kaum Muslimin
    Hendaknya kita hati-hati dalam urusan darah kaum muslimin, janganlah mengharamkan apa-apa yang Allah Ta’ala halalkan. Jangan berlebihan dalam mengobral kata-kata kafir, karena emosi dan hawa nafsu, tanpa dasar dan fiqih yang benar, yang berujung pada penghalalan menghilangkan nyawa seorang muslim. Ini perkara besar!

    Allah berfirman:
    وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ
    Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS. An Nahl: 116)

    Jika shalat adalah hal pertama kali yang dihisab di akhirat dalam konteks hubungan manusia dengan Allah , maka urusan darah (pembunuhan) adalah yang pertama kali dihisab dalam hubungan sesama manusia.
    Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi bersabda:
    أَوَّلُ مَا يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي الدِّمَاءِ
    Hal pertama yang diperkarakan di antara manusia pada hari kiamat nanti adalah urusan darah. (HR. Muttafaq ‘Alaih)


    Demikian. Semoga kita bisa berpikir jernih, tidak bersikap keras dalam mengingkari dalam masalah yang masih diperdebatkan ulama, termasuk hukum demonstrasi ini, yang memang sebagian ulama melarang, sebagian lain membolehkan bahkan menganjurkan jika benar kondisi dan alasannya, atau juga bisa melarang dalam kondisi yang lain pula. Sikap keras dalam mengingkari hanyalah menjadi bukti betapa sering hawa nafsu dan lidah menjulur melebihi pemahaman dan akalnya. Wallahu a’lam (farid/dakwatuna)

    sumber : dakwatuna 

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar